Abu Ubaidah bin Jarah ra.
Kelahiran dan perkembangannya:
Abu Ubaidah bin Jarah ra. lahir di Mekah, di sebuah rumah keluarga suku Quraisy terhormat. Nama lengkapnya adalah Amir bin Abdullah bin Jarah yang dijuluki dengan Abu Ubaidah. Abu Ubaidah adalah seorang yang berperawakan tinggi, kurus, berwibawa, bermuka ceria, rendah diri dan sangat pemalu. Beliau termasuk orang yang berani ketika dalam kesulitan, dia disenangi oleh semua orang yang melihatnya, siapa yang mengikutinya akan merasa tenang.
Masuk Islam dari sejak dini:
Abu Ubaidah termasuk orang yang masuk Islam dari sejak dini, dia memeluk Islam satu hari setelah Abu Bakar sidik r.a. memeluk Islam. Dia masuk Islam bersama Abdurrahman bin Auf, Usman bin Mazun dan Arqom bin Abil Arqom di tangan Abu Bakar Sidik. Abu Bakar lah yang membawakan mereka menemui Rasulullah saw. untuk menyatakan syahadat di depan beliau.
Abu Ubaidah sempat mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah saw. Dia lah yang membunuh ayahnya yang berada di pasukan musyrikin dalam perang Badar, sehingga ayat Alquran turun mengenai dia seperti tertera dalam suarah Al Mujadilah ayat 22.
Artinya, "Engkau tidak menemukan kaum yang beriman kepada Allah dan hari kiamat yang mengasihi orang-orang yang menentang Allah swt. dan Rasulullah, walaupun orang tersebut ayah kandung, anak, saudara atau keluarganya sendiri. Allah telah mematri keimanan di dalam hati mereka dan Dia bekali pula dengan semangat. Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, mereka akan kekal di dalamnya. Akan menyenangi mereka, di pihak lain mereka pun senang dengan Allah. Mereka itulah perajurit Allah, ketahuilah bahwa perajurit Allah pasti akan sukses. (Al-Mujadilah, 22)
Gagah dan Jujur:
Rasulullah saw. menjulukinya dengan seorang yang "Gagah dan Jujur". Suatu ketika datang sebuah delegasi dari kaum Kristen menemui Rasulullah saw. Mereka mengatakan, "Ya Ayah Kasim! Kirimkanlah bersama kami seorang sahabatmu yang engkau percayai untuk menyelesaikan perkara kebendaan yang sedang kami pertengkarkan, karena kaum muslimin di pandangan kami adalah orang yang disenangi." Rasulullah saw. bersabda kepada mereka, "Datanglah ke sini nanti sore, saya akan kirimkan bersama kamu seorang yang 'gagah dan jujur'."
Dalam kaitan ini, Umar bin Khatab r.a. mengatakan, "Saya berangkat mau salat Zuhur agak cepat, sama sekali bukan karena ingin ditunjuk sebagai delegasi, tetapi karena memang saya senang pergi salat cepat-cepat. Setelah Rasulullah selesai mengimami salat Zuhur bersama kami, beliau melihat ke kiri dan ke kanan. Saya sengaja meninggikan kepala saya agar beliau melihat saya, namun beliau masih terus membalik-balik pandangannya kepada kami. Akhirnya beliau melihat Abu Ubaidah bin Jarah, lalu beliau memanggilnya sambil bersabada, 'Pergilah bersama mereka, selesaikanlah kasus yang menjadi perselisihan di antara mereka dengan adil.' Lalu Abu Ubaidah pun berangkat bersama mereka."
Sikapnya Dalam Peristiwa Saqifah:
Sepeninggal Rasulullah saw. Umar bin Khatab r.a. mengatakan kepada Abu Ubaidah bin Jarah di hari Saqifah, "Ulurkan tanganmu! Agar saya baiat kamu, karena saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Sungguh di setiap kaum terdapat orang jang jujur. Orang yang jujur di kalangan umatku adalah Abu Ubaidah.' Lalu Abu Ubaidah menjawab, 'Saya tidak mungkin berani mendahului orang yang dipercayai oleh Rasulullah saw. menjadi imam kita di waktu salat, oleh sebab itu kita seyogianya membuatnya jadi imam sepeninggal Rasulullah saw.
Jihadnya:
Abu Ubaidah bin Jarah r.a. ikut partisipasi dalam semua peperangan Islam, bahkan selalu mempunyai andil besar dalam setiap peperangan tersebut. Dia berangkat membawa pasukan menuju negeri Syam, dengan izin Allah dia berhasil menaklukkan semua negeri tersebut.
Ketika wabah penyakit Taun merajalela di negari Syam, Khalifah Umar bin Khatab r.a. mengirim surat untuk memanggil kembali Abu Ubaidah. Namun Abu Ubaidah menyatakan keberatannya sesuai dengan isi surat yang dikirimkannya kepada khalifah yang berbunyi, "Hai Amirul Mukminin! Sebenarnya saya tahu, kalau kamu memerlukan saya, akan tetapi seperti kamu ketahui saya sedang berada di tengah-tengah serdadu muslimin. Saya tidak ingin menyelamatkan diri sendiri dari musibah yang menimpa mereka dan saya tidak ingin berpisah dari mereka sampai Allah sendiri menetapkan keputusannya terhadap saya dan mereka. Oleh sebab itu, sesampainya surat saya ini, tolonglah saya dibebaskan dari rencana baginda dan izinkanlah saya tinggal di sini." Setelah Umar r.a. membaca surat itu, dia menangis, sehingga para hadirin bertanya, "Apakah Abu Ubaidah sudah meninggal?" Umar menjawabnya, "Belum, akan tetapi kematiannya sudah di ambang pintu."
Biografinya:
Sepeninggal Abu Ubaidah r.a. Muaz bin Jabal berpidato di hadapan kaum muslimin yang berisi, "Hai sekalian kaum muslimin! Kalian sudah dikejutkan dengan berita kematian seorang pahlawan, yang demi Allah saya tidak menemukan ada orang yang lebih baik hatinya, lebih jauh pandangannya, lebih suka terhadap hari kemudian dan sangat senang memberi nasihat kepada semua orang dari dia. Oleh sebab itu kasihanilah dia, semoga kamu akan dikasihani Allah."
Wafatnya:
Menjelang kematian Abu Ubaidah r.a. dia memesankan kepada serdadunya sbb., "Saya pesankan kepada kalian sebuah pesan, jika kalian terima, kalian akan baik, 'Dirikanlah salat, bayar zakat, puasalah bulan Ramadan, berdermalah, tunaikan ibadah haji dan umrah, saling nasihat menasihatilah kalian, sampaikanlah nasihat kepada pimpinan kalian, jangan suka menipunya, janganlah kalian terpesona dengan keduniaan, karena betapapun seorang melakukan seribu upaya, dia pasti akan menemukan kematiannya seperti saya ini. Sungguh Allah telah menetapkan kematian untuk setiap pribadi manusia, oleh sebab itu semua mereka pasti akan mati. Orang yang paling beruntung adalah orang yang paling taat kepada Allah dan paling banyak bekalnya untuk akhirat...Assalamu alaikum warahmatullah'."
Kemudian beliau melihat kepada Muaz bin Jabal r.a. dan mengatakan, "Ya Muaz! Imamilah salat mereka." Setelah itu, Abu Ubaidah r.a. pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Selasa, 01 Desember 2009
Rabu, 25 November 2009
Santri Jatuh cinta
Cinta. Begitu mudahnya seseorang itu jatuh cinta. Tak menutup kemungkinan makhluk yang disebut dengan santri. Cinta seseorang kepada lawan jenis merupakan fitrah yang perlu dijaga dan dimanaj dengan kekuatan diri masing-masing orang. Santri sebuah pesantren bukanlah malaikat yang bersih dari nafsu syahwati. Santri pesantren bukanlah hamba Allah yang terjaga sepenuhnya dari kesalahan dan dosa, karena dia adalah manusia biasa yang memiliki perasaan sebagaimana orang di luar pesantren. Betapa banyak kita temukan cerita dalam sebuah novel-novel pop pesantren yang mengisahkan seorang santri yang jatuh cinta.
Betapapun kuatnya peraturan yang ada dalam sebuah pesantren itu ditegakkan. Seorang santri tetap saja tidak bisa menghindar dari adanya rasa saling tertarik kepada lawan jenis. Dan paling tidak peraturan itu hanya bisa sebagai benteng supaya tidak terjebak dalam pergaulan bebas sebagaimana yang terjadi di luar pesantren saat ini. Bukan berarti santri itu tidak mampu menjaga dirinya atau bahkan lebih ganas dari orang umum di luar pesantren, akan tetapi jauh dari itu adalah supaya nama baik pesantren tetap terjaga dengan baik, tidak tercemar dan jauh dari tuduhan-tuduhan negatif yang datang dari luar.
Jatuh cinta hanyalah sekedar perasaan suka. Hanya saja perlu adanya batasan-batasan dalam hal tersebut, salah satunya yaitu dibuatnya peraturan tidak diperbolehkannya seorang santri menjalin hubungan ajnabiyah (lawan jenis). Hal ini sebenarnya bertujuan baik sekali, karena bisa lebih mengontrol jam keluar santri di pesantren. Apabila peraturan ini dihilangkan, kemungkinan besar para santri beramai-ramai mengeksplor perasaan-perasaan liar kepada yang dicintainya. Namun permasalahannya sekarang adalah apakah salah bila seorang santri itu jatuh cinta?
Jawaban masing-masing person pasti bervariasi. Bagi mereka yang mengatakan boleh, tentunya bukan berarti menentang peraturan yang ada. Tapi lebih mengarah pada sisi positif dan negatifnya. Umpamanya bila ia tidak boleh jatuh cinta, maka ia akan stress dan hari-harinya diliputi kegelisahan yang sangat, padahal ia ingin segera memiliki pendamping hidup. Maka inilah keringanan baginya karena memang waktu yang sudah tepat. Dan tentunya akan mengarah pada sisi positifnya karena ia telah memiliki niat untuk menjalankan sunnah Rasulullah SAW yaitu menikah.
Lain lagi dengan santri yang memang belum saatnya untuk diberikan tanggung jawab besar seperti halnya rumah tangga dan hubungan dengan keluarga calon mertua. Maka akan sangat berbahaya dan lebih banyak sisi negatifnya dibanding kebaikan yang didapatkan. Kebanyakan mereka adalah para remaja yang tidak ada kontrol dari orang tua atau wali. Remaja yang memiliki kebebasan bergaul dengan siapa saja tanpa mengenal waktu. Dalam artian, tidak bisa membagi waktunya untuk kebutuhan di rumah, belajar dan sekolah atau pesantren.
Oleh karena itu, santri hendaknya bisa memprioritaskan antara kebutuhan belajar dengan kebutuhan bergaul. Lebih penting mana bermain di luar rumah ke sana-kemari dengan belajar mata pelajaran dan mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) dari guru sekolah ataupun ustadz pesantren. Bila ia bisa memprioritaskan diantara keduanya dengan tepat, niscaya ia akan lebih memilih bergaul dengan buku pelajaran dibanding nongkrong bersama teman satu genk yang hanya mendatangkan kesenangan semu dan obrolan kosong dan gosip. Sebaiknya, bila memang perlu, bolehlah hanyalah sekedar rasa persaudaraan saja dan tidak berlebihan sehingga membuang-buang waktu belajar. Na’udzubillah min dzalik
Wawan Haryanto (Santri PPLQ kelas Wustha’ ) Yogyakarta, 6 Juni 2009
Rabu, 18 November 2009
Pengertian Al - Quran
Secara Bahasa Qara’a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun dan qiraah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dgn yg lain dalam satu ucapan yg tersusun rapi. Quran pada mulanya seperti qiraah yaitu masdar dari kata qara’a qiraatan quranan. Allah SWT berfirman yg artinya Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. .
Kata qur’anah pada ayat di atas berarti qiraatuhu {bacaannya/cara membacanya}. Jadi kata itu adl masdar menurut wazan fu’lan dgn vokal u seperti ghufran dan syukran. Kita dapat mengatakan qara’tuhu quran qiraatan wa quranan artinya sama saja. Di sini maqru’ {apa yg dibaca} diberi nama quran yakni penamaan maf’ul dgn masdar.
Quran dikhususkan sebagai nama bagi kitab yg diturunkan kepada Muhammad saw. sehingga Quran menjadi nama khas bagi kitab itu sebagai nama diri.
Secara gabungan kata itu dipakai utk nama Quran secara keseluruhan begitu juga utk penamaan ayat-ayatnya. Maka jika kita mendengar orang membaca ayat Quran kita boleh mengatakan bahwa ia sedang membaca Alquran.
Dan apabila dibacakan Quran maka dengarlah dan perhatikanlah .. {Al-A’raaf 204}.
Sebagian ulama menyebutkan bahwa penamaan kitab ini dgn nama Alquran di antara kitab-kitab Allah itu krn kitab ini mencakup inti dari kitab-kitab-Nya bahkan mencakup inti dari semua ilmu. Hal itu diisyaratkan dalam firman-Nya yg artinya Dan Kami turunkan kepadamu al-kitab sebagai penjelasan bagi segala sesuatu. .
Tiada Kami alpakan sesuatu pun di dalam al-kitab ini . {Al-An’am 38}.
Sebagian ulama berpendapat bahwa kata Quran itu pada mulanya tidak berhamzah sebagai kata jadian. Mungkin krn ia dijadikan sebagai suatu nama bagi kalam yg diturunkan kepada Nabi saw. dan bukannya kata jadian dari qaraa atau mungkin juga krn ia berasal dari kata qarana asy-syai’ bi asy-syai’ yg berarti memperhubungkan sesuatu dgn yg lain atau juga berasal dari kata qaraain krn ayat-ayatnya satu dgn yg lain saling menyerupai. Dengan demikian huruf nun itu asli. Namun pendapat ini masih diragukan yg benar adl pendapat yg pertama.
Secara Istilah Quran memang sukar diberi batasan-batasan dgn definisi-definisi logika yg mengelompokkan segala jenis bagian-bagian serta ketentuan-ketentuannya yg khusus mempunyai genus differentia dan propium sehingga definisi Quran memiliki batasan yg benar-benar kongkret.
yg kongkret adl menghadirkannya dalam pikiran atau dalam realita misalnya kita menunjuk sebagai Quran kepada yg tertulis dalam mushaf atau terbaca dgn lisan. Untuk itu kita katakan Quran adl apa yg ada di antara dua buku atau kita katakan juga Alquran adl bismillaahir rahmaanir rahiim alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin รข€¦ minal jinnati wannaas.
Para ulama menyebutkan definisi Alquran yg mendekati maknanya dgn membedakan dari yg lain dgn menyebutkan bahwa Alquran adl kalam atau firman Allah yg diturunkan kepada Muhammad saw. yg pembacaannya merupakan ibadah. Dalam definisi kalam merupakan kelompok jenis yg meliputi segala kalam. Dan dgn menggabungkannya kepada Allah berarti tidak termasuk semua kalam manusia jin dan malaikat.
Dan dgn kata-kata yg diturunkan maka tidak termasuk kalam Allah yg sudah khusus bagi milik-Nya.
Katakanlah ‘Sekiranya lautan menjadi tinta utk menuliskan firman Rabku akan habislah lautan sebelum firman Rabku habis ditulis sekalipun Kami berikan tambahannya sebanyak itu pula. .
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan menjadi tinta ditambahkan sesudahnya tujuh lautan lagi niscaya kalam Allah tidak akan habis-habisnya. .
Dan membatasi apa yg diturunkan itu hanya kepada Muhammad saw. tidak termasuk apa yg diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya seperti Taurat Injil dll.
Adapun yg pembacaannya merupakan suatu ibadah mengecualikan hadis-hadis ahad dan hadis-hadis qudsi-bila kita berpendapat bahwa yg diturunkan Allah itu kata-katanya-sebab kata-kata pembacaannya sebagai ibadah artinya perintah utk membacanya di dalam salat dan lainnya sebagai suatu ibadah sedangkan qiraat ahad dan hadis-hadis qudsi tidak demikian halnya.
Sumber Studi Ilmu-Ilmu Quran terjemahan dari Mabaahits fii ‘Uluumil Qur’aan Manna’ Khaliil al-Qattaan.
sumber file al_islam.chm
Selasa, 10 November 2009
perjalanan hidup nabi muhammad saw
1. Kelahiran dan Empat Puluh Tahun Sebelum Kenabian
Nabi Muhammad SAW lahir di kota Mekkah pada hari Senin, tanggal 12 Rabi’ul Awal Tahun Gajah (dinamakan tahun Gajah karena pada saat itu pasukan bergajah yang dipimpin oleh Gubernur Yaman Abrahah ingin menghancurkan Ka’bah . Kemudian pasukan itu binasa seperti daun yang dimakan ulat. Q.S Al-Fiil), bertepatan dengan 570 M. Sebagian besar penduduk Mekkah menyemba berhala). Ayah beliau bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, dan ibu beliau bernama Aminah binti Wahab. Abdullah bin Abdul Muthalib wafat ketika Rasulullah masih berada dalam kandungan. (Sebelum kelahiran Nabi Muhammad, masyarakat hidup pada zaman Jahiliyah yaitu zaman kebodohan. Sebagian besar penduduk Mekkah menyembah berhala)
Orang pertama yang menyusui beliau setelah ibunya adalah Tsuaibah .Kemudian beliau disusukan kepada Halimah binti Dzu’aib As-Sa’diyah hingga berumur 2 tahun, dan beliau diasuh Halimah selama 4 tahun.
Pada usia 6 tahun, nabi Muhammad SAW, dibawa oleh ibunya berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib. Namun ketika sampai di Abwa’, ibunya meninggal dan dimakamkan di Abwa’. Dalam perjalanan tersebut ikut juga pengasuh beliau yang bernama Ummu Aiman. Kemudian Rasulullah diasuh kakeknya, selama dua tahun.
Saat beliau berumur 8 tahun, kakeknya meninggal dunia dan beliau di asuh oleh pamannya Abu Thalib. Pada usia 12 tahun, Rasulullah di bawa berniaga oleh Abu Thalib bersama kafilah dagang ke negeri Syam. Ketika tiba di Bashrah, beliau bertemu dengan pendeta Nasrani yang bernama Bahira (Bukhira) yang mengatakan kepada Abu Thalib bahwa kemanakannya memiliki tanda-tanda kenabian dan menyarankan agar Rasulullah dibawa kembali pulang agar tidak dicelakai orang Romawi dan Yahudi.
Pada tahun ke-14 dari kelahirannya, Rasulullah ikut dalam perang Fijar yang terjadi pada suatu tempat di antara Nakhlah dan Thaif, antara kabilah Quraisy dan sekutunya Bani Kinanah melawan Kabilah Qais ‘Ailan. Dalam hal ini Rasulullah ikut membantu paman-pamannya menyediakan anak panah.
Pada Usia 25 tahun Rasulullah dipercaya membawa barang perniagaan milik Khadijah binti Khuwailid untuk diperdagangkan ke negeri Syam. Kemudian Rasulullah menikah dengan Khadijah. Putra –putri beliau dari perkawinan dengan Khadijah adalah : Al-Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, dan Abdullah. Semua putra beliau meninggal ketika masih kanak-kanak, sedangkan putri beliau semua hidup pada masa Islam, namum meninggal semasa beliau masih hidup, kecuali Fathimah yang meninggal dunia enam bulan setelah beliau wafat.
Ketika Rasulullah berusia 35 tahun, kabilah Quraisy membangun kembali Ka’bah yang rusak akibat banjir. Tatkala pengerjaan sampai kepada peletakan Hajar Aswad, terjadi perselisihan tentang siapa yang paling berhak meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempat semula.Untunglah ada seorang yang bijaksana yaitu Ummayah bin Mughirah dari bani Makzum. Atas usul Ummayah, mereka sepakat siapa yang paling pertama masuk melalui pintu Shafa, ialah yang menjadi pemutus perkara tersebut. Atas Kehendak Allah SWT, Rasulullah yang pertama memasuki pintu tersebut, dengan gembira mereka menyeru Al Amin (orang yang dapat dipercaya). Rasulullah membentangkan sehelai kain dan meletakkan Hajar Aswad ditengahnya, lalu meminta agar semua kepala kabilah memegang ujung selendang t dan mengangkatnya sampai ke tempat.
2. Dibawah Naungan Kenabian
Ketika usia Rasulullah mendekati 40 tahun beliau sering beruzlah (mengasingkan diri untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT) di Gua Hira yang terletak di Jabal Nur. Tatkala usia beliau genap 40 tahun diangkat menjadi rasul dengan turunnya wahyu pertama surat Al-Alaq ayat 1-5 yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Rasulullah gemetar dan pulang menemui istrinya Khadijah dan berkata “Selimuti aku, selimuti aku”. Kemudian Khadijah membawa Rasulullah kepada pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal dan Waraqah menyatakan yang datang kepada Rasulullah adalah malaikat Jibril.
a. Dakwah secara sembunyi-sembunyi (da’wah sirriyyah)
Dakwah secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama 3 tahun. Pada dakwah permulaan itu empat orang yang dekat dengan Rasulullah menyatakan keislamanya, mereka disebut sebagai as-saabiquun al- awwalluun (orang yang pertama masuk Islam). Mereka terdiri dari : Khadijah (istri beliau), Abu Bakar Shiddiq (sahabat beliau), Ali bin Abi Thalib (keponakan beliau), dan Zaid bin Haritsah ( mantan budak beliau).
b. Dakwah secara terang-terangan (da’wah jahriyyah)
Dakwah secara terbuka dilakukan Rasulullah setelah mendapat perintah Allah SWT (Q.S Al Hijr ayat 94). Dakwah pertama secara terang-terangan dilakukan di bukit Shafa dekat Ka’bah dan mendapat cemoohan dari sebagian besar kaum Quraisy terutama pamannya sendiri Abu Lahab (Q.S Al-Lahab).
c. Reaksi kaum Quraisy atas dakwah Rasulullah
Beragam penindasan dilakukan kepada kaum muslimin ,antara lain :
- Ustman bin Affan digulung oleh pamannya dalam tikar kurma dan diasapi dari bawah.
- Bilal, budak milik Umayyah bin Khalaf al-Jumahiy, lehernya dililit tali dan diseret, ditindih dengan batu besar dan diletakkan di terik matahari lalu dibebaskan oleh Abu Bakar.
Pada Tahun kelima kenabian, Rasulullah memerintahkan kaum muslimin hijrah ke Habasyah (Ethiopia) untuk menghindari penyiksaan kaum musyrikin. Raja Habasyah pada waktu itu adalah Ashhimah an-Najasyiy.
Kekejaman kafir Quraisy semakin menjadi-jadi. Pada tahun ke tujuh kenabian, kaum muslimin dan seluruh Bani Hasyim serta bani Muthalib di asingkan di lembah Syi’ib. Kaum kafir Quraisy memboikot segala hubungan antara umat Islam dengan pihak lain, sehingga kaum muslimin menderita kelaparan. Pada tahun itu juga Rasulullah memerintahkan untuk hijrah ke Habasyah yang kedua kalinya.
d. Masuk Islamnya Hamzah dan Umar bin Khattab
Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada prnghujung tahun keenam kenabian, pada bulan Zulhijjah. Sebab keislamannya, dikarenakan penyiksaan Abu Jahal kepada Rasulullah di bukit Shafa dan disampaikan kepada Hamzah oleh budak perempuan Abdullah bin Jad’an. Keislaman Hamzah pada mulanya sebagai pelampiasan harga diri seseorang yang tidak sudi keluarganya di hina, namun Allah membuatnya cinta terhadap Islam dan menjadikan kebanggaan kaum muslimin.
Tiga hari setelah Hamzah masuk Islam, Umar bin Khatab pun menyatakan keislamannya.
Tahun kesepuluh kenabian istri Rasulullah Khadijah dan pamanya yang selalu melindungi Rasulullah dari kaum musyrikin yaitu Abu Thalib wafat. Tahun ini disebut tahun Amul Huzni (tahun kesedihan).
Dakwah di Luar Kota Mekkah
Pada tahun Ke-10 kenabian Rasulullah hijrah ke Thaif didampingi anak angkat beliau Zaid bin Haritsah.namun dakwah beliau tidak mendapat sambutan yang baik, bahkan beliau di usir dan dilempari oleh penduduk Thaif. Rasulullah tinggal 10 hari di Thaif dan kembali ke Mekkah.
Peristiwa Isra’ dan Mi’raj
Tahun ke-11 kenabian terjadi peristiwa Isra’ Mikraj (Q.S Al-Israa ayat 1). Isra’ artinya perjalanan Rasulullah pada malam hari, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis, Palestina. Mikraj artinya di naikkan ke langit tertinggi yaitu dari Baitul Maqdis sampai ke Sidratul Muntaha. Perjalanan beliau ditemani oleh malaikat Jibril dengan mengendarai Buraq. Pada peristiwa ini Rasulullah menerima perintah shalat yang pada mulanya 50 rakaat sampai akhirnya 5 rakaat sehari semalam
Dari perjalanan Isra’ Mikraj ini Rasulullah mengalami kejadian yang bervariasi :
- beliau ditawari susu dan arak, lalu beliau memilih susu.
- Beliau melihat 4 buah sungai di surga, dua sungai nampak dan dua lagi tersembunyi. Yang tampak adalah sungai Nil dan sungai Eufrat.
- Beliau melihat malaikat Malik penjaga neraka yang tidak pernah tertawa.
- Beliau melihat para pemakan harta anak yatim secara zhalim yang bibir mereka seperti bibir unta, mulut mereka dilempari sepotong api dari neraka
- Beliau melihat pemakan riba yang perutnya buncit.
- Beliau melihat penzina diantara mereka terlihat daging gemuk di tangannya dan disampingnya daging bernanah dan busuk dan mereka memilih mamakan daging busuk dan bernanah.
- Beliau melihat rombongan niaga penduduk Mekkah sepulangnya dan ketika pergi. Beliau menunjukkan kepada mereka perihal unta mereka yang melarikan diri dan meminum air milik mereka. Air minum itu berada di bawah wadah yang tertutup saat mereka tertidur. Hal ini yang menjadi bukti kebenaran pengakuan beliau pada pagi hari dari malam Isra’. Sahabat beliau Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra’ Mikraj manakala orang-orang mendustakannya. Pada moment ini Abu Bakar dijuluki Ash-Shiddiq (orang yang selalu membenarkan nabi).
Bai’at Aqabah Pertama
Pada tahun 12 kenabian datang 12 orang dari Yastrib yaitu suku Khazraj dan suku Aus menemui Rasulullah di bukit Aqabah di Mina dan berbai’at (berjanji) akan setia kepada Allah SWT. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bai’atul Aqabah Pertama. Kemudian mereka pulang ke Yastrib dan Rasulullah SAW mengutus Mush’ab bin Umair untuk mengajarkan dan memberikan pemahaman tentang agama Islam.
Bai’at Aqabah Kedua (Bai’at Kubro)
Pada musim haji tahun ke-13 kenabian datang lagi penduduk Yatsrib dengan jumlah yang lebih besar menemui Rasulullah di Aqabah, sehingga peristiwa ini dikenal dengan Bai’atul Aqabah Kedua. Dalam pertemuan dengan Rasulullah SAW mereka meminta dengan sungguh-sungguh agar Rasulullah dan kaum muslimin hijrah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan menolong dan melindungi seperti keluarga sendiri.
Hijrah ke Yatsrib
Rasulullah menyambut baik permintaan kaum Yatsrib untuk hijrah. Beliau memerintahkan agar semua kaum muslimin hijrah ke Yatsrib. Mereka hijrah secara sembunyi-sembunyi. Setelah hampir seluruh kaum muslimin berangkat maka Rasulullah pun Hijrah ditemani Abu Bakar Shiddiq.
Blokade terhadap Kediaman Rasulullah SAW.
Para kafir Quraisy yang telah ditunjuk berdasarkan kesepakatan parlemen Mekkah “Daarun Nadwah”, berencana ingin membunuh Rasulullah SAW. Mereka menunggu Rasulullah keluar tengah malam untuk melakukan shalat di Masjidil Haram. Namun blokade ini gagal. Pada malam itu Rasulullah memerintahkan kepada Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat tidurnya dan berselimut dengan burdah hijau milik Rasulullah
Sementara itu Rasulullah berhasil keluar dan menembus blokade Kafir Quraisy. Beliau memungut segenggam tanah lalu menaburkannya di atas kepala mereka. Ketika itu Allah telah mencabut pandangan mereka sehingga tidak melihat Rasulullah SAW lewat. Sedangkan beliu menbaca firman Allah (Surat Yaasiin.9).
Dalam perjalanan Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi di Gua Tsur selam tiga malam.
Dalam perjalanan Rasulullah sempat mendirikan sebuah masjid di Quba yang dinamakan masjid Quba. Inilah masjid yang pertama didirikan sejak kenabian.
Saat memasuki Yatsrib beliau dan rombongan muhajirin disambut gembira oleh penduduk Yatsrib. Sejak saat itu kota Yatsrib diubah nama menjadi Al-Madinatul Munawarah yang dikenal sampai sekarang dengan sebutan Madinah.
Tahapan Pertama di Madinah (Tahun 1 Hijriyah)
Mengawali langkah pertama pada tahun itu Rasulullah SAW mempersaudarakan kaum Anshar dan kaum Muhajirin di rumah Anas bin Malik. Kemudian secara bergotong royong membangun Masjid Nabawi. Tahun itu juga turun wahyu yang mengizinkan kaum muslimin berperang mempertahankan akidah dan memberla agama Allah SWT.
Tahun Ke-2 Hijriyah
Peristiwa bersejarah pada tahun ini antara lain :
- perubahan kiblat dari arah Baitul Maqdis Palestina ke Ka’bah Mekkah.
- pertama kalinya diwajibkan puasa Ramadhan.
- disyariatkan agar umat Islam menyelenggarakan shalat Idul Fitri setelah puasa Ramadhan.
- ditetapka mengeluarkan zakat bagi yang mampu.
- terjadinya perang Badar Kubra.
Pada perang Badar pasukan kaum muslimin berjumlah 313 orang. Rasulullah mengangkat Ibnu Ummi Maktum
sebagai penguasa sementara di Madinah. Pasukan perang Badar di bagi 2 yaitu ;
Al-Muhajirin dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib
Anshar dipimpin oleh Sa’d bin Mu’adz.
Tahun Ke-3 Hijriyah
Peristiwa penting pada tahun ini adalah :
- Diharamkannya minuman khamar bagi kaum muslimin.
- Peristiwa perang Uhud
yaitu perang antara kaum muslimin dengan kafir Quraisy yang dendam atas kekalahan pada perang Badar.
Pada perang ini terbunuhnya “Singa Allah”, Hamzah bin Abdul Muthalib. Ketika pasukan Islam mencapai kemenangan, terjadi kesalahan fatal dari pasukan pemanah (yang diperintahkan Rasulullah tetap berada di bukit dalam situasi apapaun), mereka melihat pasukan Islam sedang mengumpulkan ghanimah (harta rampasan perang) dan turun ikut mengumpulkan ghanimah. Khalid bin al-Walid, pasukan musuh memanfaatkan kesempatan untuk menyerbu pasukan kaum muslimin.
Tahun ke-4 Hijriyah
- disyariatkannya shalat khauf (shalat karena takut)
- diturunkannya wahyu tentang tayamum bila tidak ada air.
Tahun ke-5 Hijriyah
- diwajibkan haji bagi kaum muslimin yang mampu.
- terjadi perang Khandaq (perang Ahzab), yaitu perang dengan taktik menggali parit sebagai benteng muslim di Madinah.
Tahun ke-6 Hijriyah
- terjadi Pejanjian Hudaibiyah , yaitu perjanjia antara kaum muslimin dengan kafir Quraisy di desa Hudaibiyah yang isinya :
* Penundaan haji bagi kaum muslimun
* Gencatan senjata selam 10 tahun antara kedua belah pihak
* Kebebasan memilih kelompok yang disukai (kelompok dalam perjanjian Muhammad atau dengan pihak Quraisy).
* Siapa yang mendatangi Muhammad dari pihak Quraisy tanpa izin walinya, harus dikembalikan lagi, jika yang melarikan diri dari pihak Muhammad, maka tidak dikembalikan kepada beliau.
- Terjadi Bai’atur Ridwan, yaitu sumpah setia kaum muslimin akan membela agama Islam sampai titik darah penghabisan.
Tahun ke-7 Hijriyah
Terjadi perang Khaibar , yaitu perang antara kaum muslimin dengan kaum kafir yang pernah menyerang Madinah saat perang Khandaq.
Tahun ke-8 Hijriyah
- Terjadi perang Mu’tah, yaitu perang antara kaum muslimin dengan bangsa Romawi yang menjajah wilayah utara Jazirah Arab. Pada perang ini 3000 pasukan muslimin melawan 200000 prajurit. Zaid bin Haritsah memegang panji peperangan (syahid) dan digantikan Ja’far bin Abu Thalib ( syahid), digantikan Abdullah bin Rawahah (syahid), digantikan salah satu “Pedang Allah”, Khalid bin Walid.
- terjadinya Fathul Mekkah (penaklukan kota Mekkah), yaitu peristiwa jatuhnya kota Mekkah kepada kaum muslimin dan pengampunan Rasulullah SAW terhadap kaum Quraisy. Saat masuk Masjidil Haram Rasulullah menghancurkan 360 buah berhala. Waktu shalat tiba Rasulullah memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan Adzan di atas Ka’bah.
Tahun ke-9 Hijriyah
- Kaum muslimin melaksanakan ibadah haji yang dipimpin oleh Abu Bakar Shiddiq.
- Permulaan turunya surat Baraa’ah (At-Taubah) mengenai pembatalan perjanjian damai dengan kaum musyrikin.
- Penduduk Thaif masuk Islam.
Tahun ke-10 Hijriyah
- Rasulullah memimpin kaum muslimin mengerjakan ibadah haji yang kemudian disebut haji Wada’ (haji perpisahan). Ketika tiba di Arafah menjelang Zuhur, Rasulullah minta disiapkan unta beliau yang bernama Al-Qashwa dan menyampaikan khotbah terakhir. Setelah Khatbah turunlah surat Al-Maidah ayat 3, artinya : Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu dan Aku cukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan Aku ridho Islam sebagai agamamu.
Tahun ke-11 Hijriyah
Pada tahun ini Rasulullah wafat, di rumah istri beliau Aisyah, waktu dhuha, Senin 12 Rabi’ul Awwal tahun 11 Hijriyah dalam usia 63 tahun di Madinah.
Istri-isri beliau :
Khadijah binti Khuwailid.
Beliau menikah usia 25 tahun sedang Khadijah berusia 40 tahun.
Saudah binti Zam’ah
dinikahi Rasulullah tahun 10 kenabian.
‘Aisyah binti Abu Bakar Ash-Siddiq.
Dinikahi Rasulullah bulan Syawal tahun 11 kenabian. Aisyah berumur 6 tahun, dan digauli saat usia 9 tahun.
Hafshah binti Umar bin Khathab
Dinikahi pada tahunke-3 Hijriyah
Zainab binti Khuzaimah
Dijuluki Ummu Masakin (ibunya orang-orang miskin), karena kemurahan dan kasih sayang terhadap orang-orang miskin.Rasulullah menikahinya tahun ke 4 Hijriyah.
Ummu Salamah Hindun binti Abu Ummayah
Dinikahi Rasulullah tahun ke-4 Hijriyah
Zainab binti Jahsy bin Rayyab.
Beliau sebelumnya dinikahi oleh Zaid bin Haritshah (anak angkat rasulullah). Pernikahan ini terdapat dalam firman Allah surat Al-Ahzab ayat 37
Juwairiyah binti Al-Harits
Dinikahi pada tahun ke-6 Hijriyah.
Ummuh Habibah Ramlah binti Abu Sufyan.
Dinikahi bulan Muharram tahun ke-7 Hijriyah
Shafiyah binti Huyay bin Akhthab.
Beliau tawanan dalam perang Khaibar. Rasulullah menikahinya tahun ke-7 Hijriyah.
Maimunah binti Al-Harits.
Dinikahi rasulullah bulan Zulkaidah tahun ke-7 Hijriyah.
Referensi :
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Perjalanan Rasulullah yang Agung, Muhammad dari Kelahiran hingga Detik-Detik Terakhir, Serial Buku Darul Haq, Jumadil Ula 1427H.
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, Pustaka Al-Kautsar.
Tim Bina Karya Guru, Bina Sejarah Kebudayaan Islam, Erlangga, Kelas III, IV, dan V.
Ditulis oleh : Syamsul bahri
Senin, 09 November 2009
Suzuki Kizashi, Bukan Lagi Mobil Konsep
Senin, 09 November 2009 11:13
KapanLagi.com -
Cari: MOBIL BEKAS & BARU
Dalam bahasa Jepang, Kizashi berarti 'Sesuatu yang hebat akan datang'. Awalnya, Kizashi ini dirancang oleh Suzuki Advanced Design Group dengan konsep mencerminkan seorang atlet yang sedang bergerak dengan dinamis. Versi concept car dari Kizashi ini pertama kali dipamerkan dalam acara Frankfurt Motor Show tahun 2007 lalu dan setelah melewati sekian kali perbaikan, versi concept ini akhirnya dirilis untuk tahun 2010 mendatang.
Mobil sedan berpintu empat ini sanggup menampung lima orang penumpang dan menggunakan sistem penggerak roda depan. Dari sisi dimensi, Kizashi ini sebenarnya tak terlalu besar. Dengan panjang 4.650mm, lebar 1.820mm dan tinggi 1.480 mm, tergolong kecil untuk mobil di kelasnya. Namun bila mengingat konsep awalnya yang ingin menggambarkan tubuh seorang atlet yang sedang bergerak, bisa jadi dimensi ini memang disengaja.
Mesin penggerak mobil ini dipercayakan pada mesin DOHC empat silinder, 16 katup dengan kapasitas ruang bakar 2.400cc. Mesin yang juga digunakan pada Grand Vitara ini diklaim mampu menghasilkan tenaga sebesar 185 daya kuda pada putaran mesin 6.500rpm. Tenaga dialirkan ke roda depan setelah melewati sistem transmisi manual enam gigi percepatan dan konon mobil ini sanggup melaju hingga kecepatan 205km per jam. Sayang untuk mencapai kecepatan 100km per jam diperlukan waktu sekitar 7,2 detik.
Car and Driver mengomentari soal finishing Kizashi ini dengan menyebutnya sebagai first rate sementara dari sisi interior, situs ini menganggap Kizashi sudah berada di atas nilai rata-rata mobil sekelasnya. Dari sisi nilai ekonomis, situs ini juga menyebut angka 10km per liter sebagai angka yang cukup masuk akal mengingat kapasitas mesin yang cukup besar.
Berbeda dengan Car and Driver, Left Lane News malah lebih tertarik mengomentari soal suspensinya yang mantap sementara Consumer Guide Auto mengatakan bahwa versi produksi ini tak terlihat seagresif versi konsep ketiga yang sempat dipamerkan dalam acara New York Auto Show tahun 2008 lalu. Secara garis besar kesimpulan ini memang tak bisa disalahkan karena sepertinya Suzuki belum berani melepas desain futuristik seperti yang diusung versi konsepnya.
The Car Connection malahan dengan tegas berani merekomendasikan Suzuki Kizashi ini lantaran perbandingan antara harga jual dengan kualitas dan fitur yang diberikan sangatlah menggoda. Kalaupun ada yang dikeluhkan situs ini barangkali adalah masalah sistem transmisi manualnya yang menurut mereka kurang presisi.(kpl/roc)
Vehicle Type | : | Front-engine, front-wheel-drive, 5-passenger, 4-door sedan |
Engine | : | 2.400cc, DOHC 16-valve inline-4, aluminum block and head, port fuel injection |
Power | : | 185 bhp @ 6500 rpm |
Torque | : | 170 lb-ft @ 4000 rpm |
Transmission | : | 6-speed manual |
Length | : | 183.1 in |
Width | : | 71.7 in |
Height | : | 58.3 in |
Wheelbase | : | 106.3 in |
Curb weight | : | 3336 lb |
Top speed | : | 127 mph |
Zero to 60 mph | : | 7.2 sec |
Fuel Economy | : | 20/29 mpg |
Official Site | : | www.globalsuzuki.com |